Sabtu, 06 Februari 2021

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya






Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, saya selalu mengikuti berita mengenai Kabupaten Dairi, seperti media online *dairipers.com serta *dairibaru.com, Saya juga rajin menelusuri update-an mengenai Dairi dimedia-media Nasional dengan kata pencarian Kabupaten Dairi maupun Sidikalang.
Tidak ada yang istimewa bahkan hampir tidak ada berita yang membanggakan dan media online lokal juga cenderung menyajikan berita-berita yang itu-itu saja ditambah kasus-kasus dugaan ataupun berita yang judulnya dibuat 'wah' hanya untuk menarik pengunjung webnya serta juga membuat opini yang memuji atau memojokkan pemerintah . Satu lagi, ternyata dari sekian banyak berita (karena hampir semua berita yang ada di web itu terlihat jumlah pembacanya), ternyata paling banyak itu pembacanya adalah berita kecelakaan dan bencana Alam. Teman di social media Saya akan ramai-ramai membagikan Gambar-gambar mengenai kecelakaan dan bencana Alam tsb hingga hampir berhari-hari diberanda social media itu saja yang terlintas.
Dari semua itu, terkadang terlintas dibenak saya untuk sejenak jadi pengamat, setidaknya mengamati perubahan sosial dan cara pandang masyarakat serta dampaknya terhadap perkembangan suatu daerah.
Bukan, ini bukan suatu yang berbau ilmiah, saya hanya ingin membahasnya dengan ringan dan bahasa yang sederhana.
Kalau melihat pola masyarakat di Kabupaten Dairi, yang akhir-akhir ini hampir semuanya sudah bisa meng-akses internet serta mempunyai akun facebook serta perkembangan kolam pancing yang hampir ada setiap jarak 1 KM serta akses terhadap belanja online, apakah bisa membawa perputaran ekonomi terhadap Kabupaten Dairi?
Rasanya, dari dahulu, Dairi itu begitu-begitu saja, mungkin bisa dikatakan ada atau tidak adanya Pemerintah tidak terlalu berdampak terhadap kehidupan masyarakat disana, karena hampir tidak ada kebijakan dari Pemerintah yang menyentuh langsung ke masyarakat.
Lihatkan, harga komoditas asli pertanian naik dan turun sangat bebas disana sesuai dengan pengaturan tengkulak, ditambah lagi pencatatan tentang hasil pertanian dan perkebunan, luas areal perkebunan untuk setiap komoditas yang mungkin sebagian besar tidak termonitoring dengan baik.
Awal Januari lalu, Saya menemani adik saya mengelilingi semua Kecamatan di Kabupaten Dairi, kesimpulan saya, Dairi adalah Kabupaten yang sangat potensial, baik dari segi pertanian juga parawisata.
Ada baiknya memang, pemerintah yang ada sekarang melakukan pemetaan kembali mengenai kondisi Kabupaten Dairi yang sebenarnya sehingga mengetahui langkah terbaik untuk pengembangan kedepannya. Sudah saatnyalah Dairi berbenah, membangun kembali harapan masyarakatnya, tidak ada salahnya belajar dari daerah tetangga yang sudah memulai duluan.
Mungkin memang sudah saatnyalah generasi muda yang bergerak, sudah saatnyalah Kabupaten Dairi untuk regenerasi untuk memulai kembali semangat baru, membawa Dairi kearah yang lebih maju..

Rabu, 28 Oktober 2020

Hari Sebelum Hujan

Suatu Hari sebelum Musim Hujan

Seperti jarak yang tidak terukur, hari-hari sebelum hujan tidak akan tercatat dalam sebuah cerita romantis itu, tidak ada pertemuan dan senyum malu-malu disebuah senja dengan gradasi warna ditepian sungai M, tidak ada juga salam sampai jumpa, atau lirikan salam curi-curi pandang.
Hari-hari sebelum musim hujan, orang-orang hanya akan menjemur harapan yang mengering dijalan yang jarang dilalui, mencari kenangan di taman-taman dengan bunga yang mengering atau menjaring kemungkinan diangin sepoi-sepoi tepi pantai. Mereka tidak menemukan apa-apa, tidak berharap apa-apa, hanya mencari kesibukan sebelum musim hujan.
Di Kota M, Hari sebelum hujan juga biasa dilewati dengan menyiapkan kisah baru, kisah yang mungkin akan jadi cerita dimusim berikutnya, kisah yang mungkin akan ada yang menyukainya atau bahkan membencinya atau bahkan kisah yang mungkin orang lain akan ada di dalamnya.
Kisah itu, yang didalamnya juga ada hujan, senja atau apapun itu yang membuatnya seperti kisah sempurna penyuka cerita cinta. Kisah yang sebagian besar ternyata diluar ekspektasi pengarangnya, dimana pertemuan hanya seketika, bersama hanya untuk sementara, bicara hanya seadanya dan senjanya tidak sempurna, berpendar cahanyanya dan gelap datang seketika.
Terlalu banyak berharap pada cerita memang telah membuat hari-hari sebelum hujan datang dan pergi terlalu cepat dan lagu-lagu Indie masih diputar dikamar-kamar beraroma pekat, berharap pada kisah yang kepastiannya tidak terlihat.
Dan jika hari-hari sebelum hujan berlalu, kabut mulai pekat lalu gerimis mulai turun perlahan, membasahi harapan yang sempat mengering, lalu bunga-bunga mulai bertunas dan air mulai mengalir dan bening..
Nun jauh disana, seorang gadis tersenyum melambai dan menunggu dibawah payung berwarna biru..
Hari sebelum hujan pun berlalu, dengan sebuah kisah baru.

Minggu, 24 Mei 2020

Menjadi Kepala Desa

Menjadi Kepala Desa

Setelah ku-googling di internet ini, masih tertariknya attong aku jadi Kepala Desa 🤗.
Udah kubaca visi-misi dari beberapa Desa yg pernah jadi Desa terbaik tingkat Nasional, udah kubaca juganya Akuntansi keuangan Desa, mengembangkan BUMDesa, terus mengelola Sosial dan Perekonomian Desa.
Jadi meskipun rencananya masih #Kepdes2030, Tak apakah kubahas jauh-jauh Hari attong mengenai program ini.
Jadi yg paling utama diketahui attong apa itu Desa dan ciri utama desa, pada umumnya Desa itu sbb :
  • Masyarakatnya sangat dekat dengan alam
  • Kehidupan para petani sangat bergantung pada musim
  • Kekeluargaan, kepedulian, dan gotong royong di desa masih sangat erat
  • Tingkat pendidikan di desa masih cukup rendah
  • Wilayahnya relatif lebih luas dan jumlah penduduknya relatif sedikit
  • Desa sering disebut sebagai kesatuan sosial dan juga kesatuan kerja ( Source : sumberbisnis.'com).
Sedangkan utk jenis-jenis Desa, Desa Swasembada atau Desa Maju, Desa Swakarsa atau sedang berkembang, Desa Swadaya atau tertinggal.
Nah, sesudah itu tinggal mengelompokkan Desa Kita masuk kategori Mana, kondisi Ekonomi, sosial dan budaya, terus strategi dan inovasi apa yg cocok untuk diterapkan nantinya.

Ohya, kenapa aku senang update status mengenai #Kepdes2030 di Facebook?
Soalnya udah kulihat attong pertemanan di Facebook,  80% dari kampung halaman awak,  dengan pola 35% usia 30 keatas, 30%Teman sekolah, 10% Junior yg dulu waktu aku masih SMA mungkin mereka masih cencen dan sisanya 5% orangtua yg masih semangat untuk facebookan dan Aku yakin mereka mendukung apa yg kutulis 🤩.

Senin, 18 Mei 2020

Keputusan dipersimpangan

Melambat di Tikungan

Setelah sekian lama dan kupikirkan dengan matang-matang, diam-diam Aku tertarik juga menikung pacar temanku itu.
Tidak, tidak ada niat jahat ataupun adegan lainnya dalam hal ini yang mirip dengan film keren ataupun serial yang dibumbui dendam dan persaingan.
Ini murni karena aku melihat ada kesempatan untuk menikung bahkan ditikungan terdekat sekalipun, lagi pula, sebelum janur kuning melengkung dan kesempatan masih terbuka lebar, siapakah yang tidak tertarik kawan untuk menghitung dan memanfaatkan peluang?
Semua kriteria tertera, semua alur sudah tertera dan aku sudah mempelajari pola yang ada dengan satu kalimat yang pernah kubaca bahwa " Mendapatkan wanita yang punya kekasih lebih mudah dibandingkan yang belum, karena untuk mendapatkan yang sudah punya kekasih, saingan hanya kekasihnya itu saja, sekali saja dia silap, langsung salip. Sedangkan untuk yang masih sendiri, kau punya banyak saingan untuk mendaptkannya."
Lalu berpedoman dengan Teori Perang Sun Tzu, bahwa cara terbaik untuk menang pertempuran adalah : mengenal diri sendiri, mengenal musuh dan mengenal medan Perang. Aku mencamkan itu, aku mengenal semuanya, tinggal bagaimana aku memulainya.
Semua berjalan lancar dan berlangsung apa adanya, aku hampir mendapatkankannya dan dia sudah agak renggang dengan pacarnya sampai suatu Hari, seseorang yang pernah aku sukai menyapaku dan menanya tentang hari-hariku.
Aku goyang, hari-hariku tidak menentu dan semakin galau sejak tau ternyata saat ini dia katanya sedang menunggu.
Dipersimpangan aku menjadi ragu, karena kulihat disana pacar temanku sudah tersenyum manis padaku, sedang dibelakangku ada seseorang yang dulu pernah membuatku jadi pujangga galau.
Lalu kalau begitu?
Aku biarkan semuanya berlalu, ada baiknya kuambil jalan tengah karena tidak mungkin kembali kemasa lalu, jalan masih panjang dan pasti berlalu.
Aku tau dijalanan itu aku saja yang galau, sedangkan mereka tidak pernah tau, bagaimana rasa itu bisa abadi dalam hati yang beku.

Ulasan Ringan ''A Golden Christmas" (2009)

Ulasan Ringan ''A Golden Christmas" (2009)

All I want in Christmas is you, itu menjadi lagu soundtrack yg paling banyak mengiringi lagu.
Alurnya simple, banyangkanlah attong saat kecil kau bertemu dengan seseorang, menghabiskan waktu dengannya dan membuat 'kenangan' juga menikmati kembang api di Malam Natal hingga mengukir nama di Pohon Pinus serta mengubur barang-barang mainan kalian saat bersama didekat pohon Pinus tsb lalu kalian pun berpisah, menempuh jalan hidup masing2.
Ohya, satu lagi sewaktu kecil ternyata dipertemukan dihutan Pinus itu, dengan latar anjing sebagai pelengkap romantisisme.
Alurnya sederhana aja, suatu saat setelah dewasa dan masing-masing menikah, Jessica, sang tokoh perempuan kembali ke kampung halamannya dan mendapati Rumah masa kecilnya yg penuh kenangan akan dijual orangtuanya, dan ternyata orang yg membelinya adalah Michael, lelaki yg ternyata pernah menghabiskan masa kecil bersamanya, dan lelaki tsb membeli itu karena merasa ada kenangan didalamnya, dia menjual Rumah miliknya utk membeli Rumah milik orangtua Jessica.
Nah, yg jadi masalah adalah saat mereka bertemu kembali mereka sudah tidak saling kenal, baik Jessica dan Michael sudah memiliki Anak dan Michael memelihara seekor anjing.
Lalu?
Alurnya tidak terlalu ribet, sederhana saja Jessica berusaha agar Rumah tsb tidak jadi dijual sehingga dia menemui agen properti penjual Rumah serta menemui Michael. Suatu hari Michael, Putrinya serta Anjing mereka kembali ke pohon tempat Michael dan Jessica waktu kecil dulu dan mengambil kotak kenangan yg dulu di kubur disitu, selang berapa lama kemudian, Jessica dan putranya juga datang kesana sesaat Setelah Michael pergi.
Saat Jessica ke Rumah Michael, dia melihat kotak tersebut disana dan menyadari bahwa teman Masa kecilnya tsb adalah Michael.
Lalu Jessica mengadakan Pesta Natal, mengundang semua di kampung tsb. Saat Pesta sedang berlangsung, Anjing milik Michael lari meninggalkan Pesta Dan mereka mengikutinya, saat itu Anjingnyapun menuntun mereka ke pohon tempat mereka menulis namnya dulu.
Lalu mereka menyadari semuanya, dan saat yg sama, ternyata Anjing peliharaan Michael juga sedang mengandung.
Ending diakhiri dengan mereka tinggal di Rumah tsb karena tidak jadi dijual, dan memelihara Anak-anak Anjing..
Bahasanya sederhana, bahkan aku tidak perlu subtitle utk menontonnya.
Ya, jadi intinya, kadang kita tidak pernah tau, ternyata jodoh kita adalah teman masa kecil kita, mungkin bertemu kembali karena sedang liburan di kampung atau apapun itu.
Tapi, film ini lebih cocoklah ditonton menurutmu dibandingkan film Korea 😂

Jumat, 08 Mei 2020

Hampir Tak Jadi Marlae

(Hampir) Tak Jadi Marlae 

Seorang teman meneleponku sore tadi, dengan semangat dia berkata
"Laeku, apa Kabar lae?''
"Tak Jadi kita Marlae.." jawabku dengan nada pelan.
"Bah, kenapa lae? Jangan gitulah, yg kurang cantiknya kau tengok ito-itoku itu?" Katanya masih bersemangat.
"Bukan Lae.."
"Jadi kenapa? Ditolak kau, gak mau dia samamu?"
"Bukan juga lae.."
"Terus, kau mau yg gimana lae? Itoku yg cantik adanya so A, mau yg seksi kan adanya si B, yg Kaya so C, yg pintar dan cerdas Ada so D, yg Baik? Lebih banyak lagi lae, terus yg cemmana maumu?"
"Campuran semuanya Lae, kalau bisa cantik, seksi, kaya, pintar, cerdas, Baik.."
"Ah, kimbek kaulah lae, pantaslah gak ada yg mau, kalau pun ada yg mau bukan kau jugalah kategorinya.."
"Jadi kalau gak mau itomu lae, gak jadilah Marlae Kita!"
"Siapa bilang tak jadi Marlae Kita, kau tau kenapa kutelpon kau?"
"Iya, tumben?"
"Mau ngundang kaunya aku Lae, siap Pandemi ini rencananya mau nikah Aku sama boru Sinaga.."
"Lah, boru Sinaga yg mana yg mau samamu?"
"Junior Kita dulu.."
"Terus boru P* yg dulu sering kau bawa-bawa itu?'
"Ah, udah kulupakan dia.."
"Kalau boru S* itu?"
"Dia udah nikah lae.."
"Kalau boru.."
"Bah, kau ingat semua mantanku ya lae?"
"Ingatlah, soalnya semua pacarmu gk ada yg beres lae, sama maccam kau.."
"Ah, kimbeklah kau Lae, tapi kau setujuinya aku sama itomu itukan?"
"Asallah kau betul kau Lae.."
"Oke Leaeku, Mauliate.."
Dia menutup telepon, dan Aku kembali mengingat temanku itu, yg jadi Playboy Kelas menengah pada Zamannya.
Selamat menjelang menempuh hidup baru kawan.

Selasa, 28 April 2020

Ingin Pulang dan Mengajari Mereka

Ingin Pulang dan Mengajari Mereka

Melihat Foto yang dishare di Instagram tentang guru-guru yang mengunjungi rumah-rumah siswanya di kampung halaman nun jauh disana (Infonya, Foto ini adalah dari daerah Parlilitan, saya copy dari Instagram, hak cipta pada pemilik). Hati saya terenyuh, sungguh.
Bisa saya bayangkan bagaimana para Guru itu harus mengendarai kendaraannya dari satu tempat ketempat lain untuk mengunjungi murit-muritnya.
Saya tahu Pasti bagaimana kondisi alam dan daerah disana karena tidak jauh beda dengan kampung halaman saya. Jarak antar kampung yang sangat berjauhan, jalanan yang berbukit membuat harus menanjak dan menurun dalam, melintasi sungai dan tentu jalanan belum diaspal dan sebagian masih hanya tanah merah, berlobang dalam dan tidak terawat. Belum lagi ada aliran listrik dan problem lain yg tidak bisa diprediksi diperjalanan.
Kalau mereka yg di Daerah yg cukup maju mungkin enak, bisa mengakses internet dan komunikasi yg lancar utk belajar, tidak terlalu masalah dan gurunya bisa mengunjunginya atau membagi ilmu lewat jejaring sosial atau media lain.
Nah, mereka yg jauh tinggal dipedalaman?
Yang setiap Hari kesekolah saja harus menghabiskan waktu pergi ke sekolah sekitar satu jam, berangkat dengan peralatan seadanya, menembus hawa dingin hutan dan pegunungan, menelusuri jalanan setapak,, kadang hujan, kadang kabut, tapi yakin mereka selalu optimis utk pendidikan dan masa depannya.
Kini, dalam masa pandemi ini apa yg bisa mereka lakukan?
Saya sedih membayangkannya.
Mungkin pagi hari mereka bangun, mengubur mimpi-mimpi mereka utk pergi ke sekolah karena sekolah sudah lebih sebulan libur.
Mungkin pagi hari, mereka hanya sarapan seadanya, lalu pergi ke Ladang membantu orangtua menyiangi lahan, memetik kopi dan tanaman lainnya (itupun tidak ada lagi harganya karena sudah turun drastis). Mereka kini menghabiskan waktu dan energinya utk bekerja, malamnya mereka kelelahan dan tertidur, tidak tau apa yg sedang terjadi diluaran sana, tidak tau apa yg mereka pelajari dan harapan mereka tidak pasti.
Lalu bagaimana Kita membandingkan itu semua dengan mereka yg tinggal di Daerah yg sudah cukup maju dan koneksi yg sudah lancar?
Entahlah.
Saya salut dan sangat respect kepada guru-guru dalam Foto ini dan guru-guru lain yg melakukan hal serupa, semua berkat untuk mereka atas hal yg mereka lakukan.
Saya sekarang berpikir, mungkin pandemi ini terjadi sewaku saya mahasiswa, banyak yg bisa saya lakukan, jujur saja, saya sangat ingin membantu para guru-guru itu, Mengajari siswa-siswa itu, menguatkan semangat mereka. Ya, saya yakin jika diajak dan diarahkan, pasti banyak teman-teman mahasiswa yg akan tergerak hatinya, mengajar tanpa mengharap imbalan, yg bisa berbagi ilmu utk Masa depan mereka.
Mereka adalah masadepan Negeri ini, kepada Generasi mudalah kita menggantungkan harapan, dimasa seperti inilah kita dibutuhkan, dimasa seperti inilah kita menunjukkan siapa sebernarnya Kita, bagaimana eksistensi kita sebagai mahasiswa.

28 April 2020


Minggu, 26 April 2020

Untuk Rasa Ragu dan Putus asa

Untuk Rasa Ragu dan Putus Asa

Pemberitaan mengenai Covid-19 yang awalnya hanya Simpang siur dan Berita awal yg menyebut bahwa tidak berdampak bagi Indonesia tidak terlalu berpengaruh sampai WHO memutuskan bahwa penyakit itu masuk kategori pandemi. Baragam pemberitaan muncul, ulasan-ulasan mengenai pandemi yg pernah terjadi dipermukaan Bumi pun mulai dibahas.
Semua rasanya biasa saja sampai suatu saat kita semua tersadar, semuanya sudah berubah, semua tidak pernah sama lagi.
Hari-hari kita lalui dengan ketakutan dan ketidakpastian, hari-hari kecemasan, tiap hari berita mengabarkan itu-itu saja dan jujur kawan, saya juga awalnya menganggap ini hanyalah kejadian sementara saja, tapi ini ragu saya menghilang, yang ada hanya kecemasan, ketidakpastiaan, ketakutan.
Covid-19 ternyata benar-benar jadi momok diabad ini, merusak tatanan Dunia, merusak sosial budaya dan lainnya dan yg pasti mengubah peradaban.
Semua seserius itu, ini tidaklah permainan, juga bukan Teori konspirasi atau apapun itu yg mungkin ramai-ramai mereka ulas kepentingan mereka, yg pasti ini sudah terjadi dan kita mengalami.
Sekarang saatnya mungkin tidak perlu diulas lagi, hari-hari itu telah terjadi dan hanya kedepanlah yang kita perbaiki, sudah saatnya kita percaya kebijakan pemerintah, percaya kepada saran mereka yg memang ahli, tidak perlu berdebat, tidak perlu mengeluh dan mengoceh sana sini dan tidak perlu hal-hal lain. Sudah saatnya kita mulai dari diri sendiri, menjaga diri Kita, menjaga keluarga, menjaga Negara, menjaga Bumi Kita.
Kita adalah manusia dan kita istimewa karena kita punya harapan, ya, harapan itulah yg memulai segalanya

26 April 2020

(catatan ini dibuah setelah bangun tidur di Minggu sore dan mulai Sabtu sore karena tidak bisa kemana-mana juga setelah membaca beberapa berita dan mendengar cerita)

Liana

Misalkan, sore ini, sebuah sore yang sederhana. Kau menghabiskan waktumu untuk duduk ditepian sungai M, mendengar riuh lalu lalang dan gemericik sungai serta hamparan senja yang terbentang.
Misalkan juga, disore yang sederhana itu, Ada juga gadis yg datang entah dari mana, tiba-tiba datang dan menyapamu, menawarkanmu minuman dan dia mulai diam, memandang aliran sungai yang mengalir Dan bermuara dikenangan.
(Tidak, jangan misalkan juga ini akan jadi cerita galau.
Aku sedang berusaha merangkainya menjadi cerita dengan akhir sederhana yg sempurna)
Anggap saja gadis yang datang itu namanya Liana, seorang gadis yang merupakan jelmaan imajinasi yang selalu jadi idola, kriteria diantara sekian banyak pria, dan Hari ini kau ada disampingnya.
Apa yang akan kau lakukan?
Hmmm, saranku, ada baiknya, sebelum senja beranjak, kau harus berdiri dan bangkit dari imajinasimu, mencari Liana yang asli sehingga kau tidak terjebak dalam ilusi.
Biarkan saja sore berganti dan gradasi menghiasi, hidup harus tetap dinikmati agar tidak tetap tinggal dalam mimpi.
Dan Liana pergi, imajinasi Tak Ada lagi.

Jumat, 21 Februari 2020

Review Ringan #Parasite

Review Ringan #Parasite

Setelah membaca Berita tentang satu film Korea yang memenangi berbagai penghargaan bergengsi itu, tertariklah attong aku untuk menontonnya, kucari link downloadnya, subtitle dan hampir tidak ada yg cocok sehingga aku terpaksa mengedit dan mencocokkan sendiri, dan jujur saja, ini adalah film Korea pertama yang pernah aku tonton, dan sepertinya aku tidak tertarik lagi menonton film Korea lainnya.
Dari ulasan yang beredar banyak di Media, aku sangat yakinlah dengan film ini, tetapi setelah selesai menonton, aku langsung sependapat dengan Calon President AS Petahana yang sedang kampanye itu 😂, harusnya film itu tidak layak juara (ini menurutmu lho ya, bukan ulasan resmi).
Lha, kenapa?
Alurnya yg seakan-akan masih dalam adegan yg sama, ternyata sudah melompat keadegan lainnya, lalu ceritanya seperti hanya menampilkan intinya saja, bagaimana dari awal mereka menjalani hidupnya sebagai orang miskin, punya kesempatan, menjadi parasit, klimaks, ending..
Intinya memang ceritanya seharusnya agak Panjang, tetapi nantinya jadi series pula ya?
Padahal ini Movie lho, jadi?
Ya sudahlah, rasanya saya masih lebih mendukung 1917 untuk menjuarai tahun ini atau sebenarnya kalau membandingkan dengan 'Manchester by the Sea' rasanya lebih dapatlah dibandingkan film parasite ini.
Tetapi karena mungkin (mungkin ya) sudah sempat Naik dan Go International, makanya Langsung melambung tinggi.

Jumat, 31 Januari 2020

resign dan Tempat baru

Resign dan Tempat baru

Sejak tamat kuliah ditahun 2016 dulu dan baru dapat kerja Agustus 2016 di PT B** karena kurang cocok, saya memilih resign Bulan Mei 2017.
Agustus 2017 saya kembali bekerja di PT EI , masih sektor yang sama dengan tempat kerja yang lama, Perkebunan, sama-sama di Kalimantan.
Masa Training yg lama sempat membuat saya berpikir untuk meninggalkan tempat kerja, ditambah lagi keinginan dapat kerja di Kota dengan segala hiruk pikuknya yang sangat menggoda. Tapi mengingat moment menganggur saat baru keluar dari tempat lama membuat saya ragu, jadi saya menikmati masa-masa training bahkan tidak terasa semuanya terlewati juga, saya memegang unit sudah hampir dua tahun, berinteraksi dan menikmati budaya Kebun, budaya kerjanya sudah melekat bahkan rasanya sudah terjebak rutinitas yg ada.
Iseng, seminggu lalu, seorang teman memberikan info lowongan kerja kepada saya dan saya kirimkan lamaran keemail HRD perusahaan tsb.
Ternyata mereka langsung menanggapi, mengirim email kepada saya untuk diisi, lalu menelepon, meminta waktu untuk interview melalui telpon dan Skype.
Awalnya saya ragu, tetapi saat mereka menawarkan posisi lain dan saya tertarik dengan tawaran mereka sebagai Finance controller, saya tanya ulang, apa saja jobdesknya?
Usernya menjelaskan, saya tentu paham karena sudah menjadi jobdesk saya sehari-hari.
Lalu selanjutnya tentu mereka bertanya berapa gaji yang Saya inginkan?
Saya jelaskan nominalnya dan saya menyampaikan mengapa meminta seperti itu.
HRD-nya menyampaikan itu wajar dan mereka menyanggupi.
Mereka melanjutkan pertanyaannya.
Mengapa saya mau meninggalkan PT EI dan bergabung dengan mereka?
Kali ini saya mulai berpikir, mengapa ya?
Saya mulai ragu untuk memberikan alasan.
Tiba-tiba saja, HRD-nya menyampaikan, "Dari awal sepertinya Bapak memuji tempat kerja Bapak, tetapi mengapa Bapak mau meninggalkan tempat itu?"
Saya meminta waktu sejenak dan mematikan telepon setelah mereka mengokekan.
Saya mulai berpikir, betulkah begitu?
Sudah seberapa banyakkah skill Saya?
Sudah bisakah saya beradaptasi nantinya dengan tempat baru?
Apakah ditempat baru ada kesempatan untuk berkembang?
Apakah kemampuan saya sekarang  bermanfaat ditempat baru apabila Saya betul-betul memutuskan untuk pindah?

Atau?
Mengapa saya takut pindah?
Apakah Saya sudah terjebak di zona nyaman dengan situasi sekarang?
Ataukah skill saya tidak bisa diandalkan?
Apakah saya takut akan penolakan dan tidak siap akan hal baru?
Saya merenung, mengingat kembali sampai dimana kemampuan saya.
Mendetailkan lagi kelebihan dan kelemahan.
Rasanya semua belum cukup dan harus belajar lagi lebih banyak.

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...